Fakultas Kedokteran, Penelitian, PNBP UNS, Penelitian Disertasi Doktor, 2019
Latar belakang: Gagal jantung adalah tahap akhir dari penyakit jantung dan menyebabkan angka kematian dan morbiditas yang tinggi. Gagal jantung sistolik yang ditandai oleh penurunan fraksi ejeksi (EF) dan komorbiditas meningkatkan kejadian rawat inap dan juga biaya medis langsung yang ditanggung oleh pasien. Karena itulah diperlukan kepatuhan dalam pengobatan atau ketekunan pengobatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui biaya antara kelompok persisten dan non-persisten pada pasien gagal jantung sistolik.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian tahap ke-3 dari disertasi yang sedang dilaksanakan.
Penelitian menggunakan metode observational analitik untuk mengetahui gambaran persitensi dan biaya medis langsung pasien heart failure reserved ejection fraction. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai hubungan antara presistensi penggunaan obat dengan direct medical cost pada pasien heart failure reserved ejection fraction. Tingkat kesiapan teknologi pada penelitian ini adalah penggunaan metode evaluasi farmakoekonomi untuk melihat pola berobat pasien yang mempengaruhi pembiayaan.
Hasil: Dari 284 subyek, 61,2% dari subyek tidak bertahan dengan pengobatan. Total biaya rata-rata tidak berbeda antara kelompok persisten (IDR 43.816.676) dan non-persisten (IDR 52.657.002). Biaya kelompok rawat jalan persisten (IDR 4.718.873) lebih rendah daripada yang tidak tetap (IDR 8.360.082), p <0,05.
Kesimpulan: Biaya kelompok rawat jalan persisten lebih rendah daripada yang tidak persisten. Kata kunci: persistensi, direct medical cost, HfrEF
62. KEBERLANJUTAN PENGELOLAAN USAHATANI LAHAN KERING DI WILAYAH RAWAN PANGAN NUSA TENGGARA TIMUR
Erlyna Wida Riptanti
PSP KUMKM, Penelitian, PNBP UNS, Penelitian Disertasi Doktor, 2019
Produksi pangan berkelanjutan pada abad ke-21 merupakan tantangan utama dalam masalah lingkungan global. Peningkatan produksi bahan pangan nasional berjalan relatif lambat dibandingkan permintaannya karena adanya berbagai kendala yang sulit diatasi. Lahan kering merupakan salah satu agroekosistem yang mempunyai potensi besar untuk usaha pertanian, baik tanaman pangan, hortikultura maupun tanaman tahunan dan peternakan. Ketersediaan pangan berhubungan erat dengan ketahanan pangan dan keberlanjutan pengelolaan usahatani lahan kering, sehingga hal tersebut memainkan peranan penting di wilayah rawan pangan. Produktivitas usahatani khususnya tanaman pangan di wilayah rawan pangan dan tahan pangan lebih rendah dibandingkan rata-rata produktivitas nasional. Proses adaptasi dan peningkatan kapasitas pengelolaan usahatani lahan kering merupakan masalah keberlanjutan pertanian.
Tujuan umum penelitian ini adalah menyusun model keberlanjutan pengelolaan lahan kering di wilayah rawan pangan Nusa Tenggara Timur. Sedangkan tujuan khususnya adalah 1)
66 ABSTRAK Hasil Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat 2019
mengetahui ketahanan pangan rumah tangga petani pada wilayah rawan pangan di NTT, 2) mengetahui status keberlanjutan pengelolaan usahatani lahan kering pada wilayah rawan pangan di NTT dan 3) mengetahui factor-faktor input lingkungan, input sosial, input ekonomi, pengelolaan, model-model system usahatani, output dan ketahanan pangan yang mempengaruhi keberlanjutan pengelolaan usahatani lahan kering pada wilayah rawan pangan di NTT. Selatan), Pulau Sumba (Kabupaten Sumba Timur) dan Pulau Flores (Kabupaten Manggarai Timur).
Setiap kabupaten terpilih, kemudian diambil 2 kecamatan yang mempunyai wilayah rawan pangan dan dari masing-masing kecamatan diambil 2 desa. Sampel petani diambil secara snowball sampling. Jumlah sampel di setiap kabupaten sebanyak 80 responden sehingga total sampel sebanyak 240 orang.
Metode analisis data untuk mengetahui ketahanan pangan rumah tangga petani pada wilayah rawan pangan di NTT ditinjau dari segi ketersediaan, akses terhadap pangan, pangsa pengeluaran pangan dan kecukupan konsumsi energy (kkal) dan protein (gram) dianalisis secara deskriptif. Tujuan penelitian mengetahui keberlanjutan pengelolaan usahatani lahan kering pada wilayah rawan pangan di NTT, menggunakan analisis data metoda Multi Dimensional Scale (MDS). Dalam metoda ini, dilakukan proses ordinasi menggunakan teknik ordinasi yang dalam penelitian ini di sebut Rapid Appraisal for Dryland Farming Management (RAP-DAFARM). Sedangkan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberlanjutan pengelolaan usahatani lahan kering pada wilayah rawan pangan di NTT menggunakan analisis data Structural Equation Modeling (SEM).
Hasil penelitian untuk menjawab tujuan pertama mengenai ketahanan pangan diketahui bahwa rumah tangga petani lahan kering mengandalkan sumber penghasilan dari usahatani untuk mewujudkan ketahanan pangan rumah tangganya. Di sisi lain, usahatani lahan kering berisiko tinggi terhadap kekeringan dan gagal panen akibat hama dan penyakit. Hasil panen berpengaruh pada ketersediaan bahan pangan, akses pangan, pemanfaatan pangan dan konsumsi. Kemampuan rumah tangga petani lahan kering dalam menyediakan bahan pangan berasal dari pekarangan, tegalan dan ladang yang jumlahnya kurang mencukupi angka kecukupan energy. Konsumsi pangan sebagian besar berasal dari pangan local dimana angka ketercukupan energy dan protein kurang dari anjuran. Lebih dari 70% pengeluaran rumah tangga petani untuk memenuhi kebutuhan pangan yang merupakan pangan local.
Sebagian besar kondisi rumah tangga petani lahan kering adalah rawan pangan.
Hasil penelitian untuk menjawab tujuan kedua mengenai keberlanjutan pengelolaan usahatani lahan kering pada wilayah rawan pangan di NTT diketahui bahwa status keberlanjutan dinilai dari aspek lingkungan dan social adalah kurang berkelanjutan. Tetapi untuk penilaian dari aspek ekonomi adalah cukup berkelanjutan. Rata-rata keberlanjutannya dari penilaian ketiga aspek tersebut adalah kurang berkelanjutan. Oleh karena itu diperlukan strategi-strategi untuk meningkatkan keberlanjutan pengelolaan usahatani lahan kering di daerah rawan pangan yang berbasis pada nilai leverage yang sensitive terhadap keberlanjutan.
ABSTRAK Hasil Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat 2019 67 Hasil penelitian untuk menjawab tujuan ketiga mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keberlanjutan pengelolaan usahatani lahan kering pada wilayah rawan pangan di NTT masih dalam tahap analisis data. Beberapa kendala dalam analisis terindentifikasi karena kondisi penelitian yang hampir sama menyebabkan data-data yang diperoleh juga hampir seragam.
Hal ini menyebabkan proses analisis tidak bisa diselesaikan. Untuk itu, perlu identifikasi data lebih lanjut dalam melakukan pembobotan dan kemungkinan lain adalah menggunakan alat analisis yang berbeda dengan AMOS yang lebih sensitive terhadap data-data yang hampir seragam.
63. DARUL ISLAM REBELLION DURING THE INDONESIAN NATIONAL REVOLUTION IN FILM Eka Nada Shofa Alkhajar
Fakultas ISIP, Penelitian, PNBP UNS, Penelitian Disertasi Doktor, 2019
The research is a part of my on going PhD research project at the Johann Wolfgang Goethe-University Frankfurt, Germany. This research sheds a new light on the portrayal of the past in Indonesian cinema. This research focuses on the Darul Islam rebellion depictions during the Indonesian national revolution in the selected Indonesian historical films. By employing close textual analysis to examine those films, the following study will draw upon the film texts (McKee, 2003; Fabe, 2004). Here, I emphasize the film texts as the primary sources as well as the primary object of inquiry (Kuhn, 2002). This study is very important to undertake because it will give useful insights, particularly to revise the existing sources contained inaccurate information (e.g. Heider, 1991; Sasono, 2010; Barker, 2011;
Izharuddin, 2017) related to the depictions of Darul Islam rebellion. The result is expected to provide accurate information on the Darul Islam rebellion depictions. Therefore, this study clearly will give a good contribution to the study realm for a better academic knowledge.
Keywords: Darul Islam rebellion, film study, historical film, depiction.
64. EFISIENSI TYPA LATIFOLIA, ECHINODORUS PALAEFOLIUS, DAN CYPERUS ALTERNIFOLIUS DALAM CONSTRUCTED WETLAND UNTUK MEREDUKSI POLUTAN LIMBAH CAIR TYPE GREYWATER
Siti Qomariyah
Fakultas Teknik, Penelitian, PNBP UNS, Penelitian Disertasi Doktor, 2019
Luaran wajib dari penelitian dengan skim Penelitian Disertasi Doktor ini meliputi 1. Draft Household Level in Tropical Regions’, dan ‘The Performance of Constructed Wetlands for Household Greywater Treatment’. Artikel pertama telah disubmit ke Journal of Physical Science. Artikel ke dua telah diseminarkan di konferensi internasional: 4th Eurasian Conference
68 ABSTRAK Hasil Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat 2019
on Civil and Environmental Engineering yang diselenggarakan oleh Istanbul Gelisim University (IGU) dan Nevsehir Hact Bektas Veli University (NEVU) di Kota Istanbul, Turki.
Naskah buku teks sebagai luaran tambahan sedang dalam proses cetak di UNS Press. Buku ini dapat digunakan sebagai referensi bagi mahasiswa dari disiplin ilmu lingkungan, teknik sipil, pertanian, biologi, kewilayahan, maupun bagi praktisi yang konsen terhadap pengolahan limbah cair dengan menggunakan tanaman air di dalam bangunan lahan basah buatan (constructed wetland).
65. PENGEMBANGAN KONSEP PENATAAN PKL MELALUI BENTUK STABILISASI DALAM MENDUKUNG KEBERHASILAN PKL KOTA SURAKARTA
Murtanti Jani Rahayu
Fakultas Teknik, Penelitian, PNBP UNS, Penelitian Disertasi Doktor, 2019
Ruang publik adalah ruang yang dapat dibagi. Terdapat 5 hak dalam penggunaan ruang publik, yaitu: hak kehadiran, menggunakan, memodifikasi, mewariskan; dan menguasai. Keempat hak bermakna setara, bahwa semua orang mempunyai hak yang sama di ruang publik; Sementara hak yang terakhir yaitu hak menguasai menunjukkan anomali dari 4 hak ruang lainnya. Dengan hak menguasai oleh satu komunitas, komunitas lain menjadi terlarang menempati ruang publik.
Hal ini berarti, PKL akan terlarang menggunakan ruang publik jika sudah ada komunitas lain yang memanfaatkan. Sementara kondisi di Kota Surakarta, pemerintah memberikan subsidi ruang publik bagi PKL di beberapa tempat strategis di pusat kota agar PKL sejahtera dan berperilaku lebih baik, tanpa mengabaikan hak pengguna lainnya. Hal ini untuk membuktikan bahwa ruang publik sebagai ruang perkembangan bagi aktiIIItas ekonomi skala kecil, termasuk didalamnya PKL.
Pengelolaan Stabilisasi PKL ternyata tidak selalu membuat PKL mengalami peningkatan kesejahteraan dan perilaku, namun masih terdapat PKL yang mengalami penurunan kondisi.
Sebagian PKL juga tidak bertahan di lokasi pengelolaan Stabilisasi, meski hal ini menjadi preferensi sebagian besar PKL dalam memilih bentuk penataan. Selama ini komponen pengelolaan Stabilisasi PKL yang dipertimbangkan mencakup karakteristik berlokasi dan aktiIIItas tertentu, namun perubahan PKL yang terjadi tidak sepenuhnya mengalami peningkatan. Upaya modifikasi, dengan menambahkan beberapa komponen pengelolaan baru yang penting yaitu estetika lokasi, lokasi strategis (dekat & terlihat) dan retribusi. Tiga komponen ini belum ada di dalam teori pengelolaan Stabilisasi PKL.
Perubahan yang selama ini dilihat setelah dilakukan pengelolaan Stabilisasi PKL pada umumnya hanya melihat tingkat pendapatan, kondisi fisik dan sosial interaksi PKL. Namun dalam penelitian ini, perubahan yang dilihat lebih kompleks yaitu kesejahteraan (dalam aspek pendapatan, pendidikan, kesehatan dan rasa aman), perubahan perilaku, dan perubahan lokasi. Perubahan-perubahan tersebut dilihat baik terhadap PKL yang masih berada di dalam lokasi pengelolaan Stabilisasi maupun terhadap PKL yang telah keluar dari lokasi pengelolaan Stabilisasi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktian adanya modifikasi/pengayaan komponen pengelolaan Stabilisasi PKL di ruang publik yang dapat mendorong perubahan kesejahteraan, perilaku dan lokasi, dengan 2 hipotesis, yaitu: (1) Pengaruh karakteristik berlokasi PKL terhadap karakteristik aktiIIItasnya dan (2) Pengaruh pengelolaan Stabilisasi PKL terhadap perubahan kesejahteraan, perubahan perilaku, dan perubahan lokasi. Penelitian ini menggunakan
ABSTRAK Hasil Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat 2019 69 pendekatan deduktif positiIIIstik dengan teknik analisis kuantitatif Partial Least Square/PLS melalui tahap pengujian outer model, inner model, quality indexes dan hasil estimasi model.
Pengumpulan data menggunakan teknik survei dengan bantuan kuesioner. Penelitian ini menggunakan proportional random sampling untuk populasi PKL yang masih berada di dalam lokasi Stabilisasi; dan incidental sampling untuk memperoleh responden PKL yang sudah keluar dari lokasi pengelolaan Stabilisasi.
Hasil analisis hipotesis yang pertama menunjukkan adanya pengaruh karakteristik berlokasi terhadap aktiIIItas PKL Stabilisasi; Indikator-indikator yang dapat mewakili karakteristik berlokasi adalah jarak lokasi Stabilisasi dengan aktiIIItas utama, jarak lokasi Stabilisasi dengan rumah, tingkat keramaian, moda transportasi yang dipergunakan PKL, keamanan lokasi, kenyamanan lokasi, dan kebersihan lokasi. Hasil analisis hipotesis kedua menunjukkan terdapat pengaruh pengelolaan Stabilisasi PKL terhadap perubahan PKL. Komponen-komponen Stabilisasi yang signifikan membentuk pengelolaan adalah: sarana dagang, kestrategisan lokasi, kemudahan dijangkau, kelengkapan sarana pendukung dagang, lahan parkir, penerangan/listrik, estetika lokasi, kedekatan dengan aktiIIItas utama, keamanan, kebersihan, kenyamanan, legalitas dan aglomerasi.
Pengolahan data menggunakan distribusi frekuensi memperoleh hasil bahwa peningkatan kondisi lebih banyak dialami PKL yang telah keluar dari lokasi pengelolaan Stabilisasi daripada PKL yang masih berada di dalam lokasi pengelolaan Stabilisasi. Dari sini dapat dikatakan bahwa ruang publik telah menajdi ruang yang mampu mendorong peningkatan kondisi PKL.
Hasil akhir yang diperoleh dari penelitian ini adalah dapat dibuktikannya modifikasi komponen pengelolaan Stabilisasi PKL yang secara signifikan mendorong perubahan/perkembangan PKL dengan penambahan dua komponen baru pada pengelolaan Stabilisasi yaitu lokasi strategis dan estetika lokasi pengelolaan. Perubahan kondisi yang dialami PKL lebih kompleks yaitu material,fisik dan sosial budaya, baik secara evolusi maupun involusi. Penyesuaian terhadap teori hak menguasai atas ruang publik sehingga ruang publik hadir sebagai ruang yang harus dibagi pemanfaatannya, tidak hanya dikuasai oleh satu komunitas tertentu saja. Selain kontribusi teori, dari penelitian ini diperoleh juga kontribusi praktis, yaitu sebagai pedoman bagi pemerintah daerah dalam upayanya mengelola ruang publik dan memberdayakan sektor informal khususnya PKL yang dari sisi jumlah dan keruangan sangat mendominasi ruang publik kota. Pada akhirnya keberadaan ruang publik di perkotaan dapat mengakomodir berbagai aktivitas secara seimbang dan berkeadilan. Keberadaan PKL di ruang publikpun tidak lagi sebagai elemen penganggu namun justru sebagai penguat ruang publik dan memberikan energi bagi kawasan sekitarnya.
Untuk kedepannya, penelitian dapat masuk ke ranah keruangan secara signifikan, sehingga dapat melihat pengaruhnya pada kondisi keruangan di lingkup yang lebih luas. Penelitian juga dapat dikembangkan dengan membandingkan beberapa kota di Indonesia untuk dapat diperoleh tipologi Stabilisasi sesuai dengan karakteristik kota dan masyarakatnya, sehingga pengelolaan PKL selalu kontekstual dengan kondisi masyarakat dan lingkungan setempat.
Lingkup perilaku yang diteliti dapat diperkaya dengan melihat subyek konsumen dan masyarakat sekitar. Sumber data untuk melihat pengaruh dari pengelolaan Stabilisasi juga dapat diperoleh melalui masyarakat dan konsumen agar lebih obyektif dan berimbang.
Kata kunci: PKL, Ruang Publik, Stabilisasi
70 ABSTRAK Hasil Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat 2019
66. PROBLEMATIKA PENDAYAGUNAAN HUKUM MEREK BAGI PENGUSAHA KECIL DALAM MEMPERKUAT MASYARAKAT EKONOMI KREATIF DI KOTA SURAKARTA
Munawar Kholil
Fakultas Hukum, Penelitian, PNBP UNS, Penelitian Disertasi Doktor, 2019
Perlindungan dan pendayagunaan hukum merek sangat berkontribusi signifikan terhadap kondisi ekonomi di sebuah negara. Hasil studi yang dilakukan oleh International Trademark Association (Inta) menunjukkan bahwa penerapan merek dagang secara intensif dapat meningkatkan ketersediaan lapangan kerja di berbagai sektor, serta berkontribusi positif pada perdagangan internasional. Dalam konteks Indonesia, data yang diambil dari 2012 – 2015 menunjukkan bahwa industri yang secara intensif menggunakan merek dagang telah memberikan kontribusi sebesar 21% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan 51% kontribusi secara tidak langsung pada PDB. Industri yang banyak menggunakan merek dagang di Indonesia menyumbangkan 27% pangsa ekspor negara, termasuk sektor makanan minuman yang menyumbang 19% dari nilai tambah manufaktur. Dalam hal lapangan kerja, pekerja di industri yang intensif menggunakan merek dagang mewakili 26% dari total lapangan kerja.
Namun, masih rendahnya UMKM kreatif yang memiliki Hak Kekayaan Intelektual (HKI) mengindikasikan masih lemahnya pendayagunaan hukum merek. Data tahun 2016, persentase UMKM kreatif yang sudah memiliki HKI hanya 11.5% dan sebesar 88.95% masih belum memiliki HKI. Kondisi ini seakan menggambarkan tidak semua pelaku ekonomi kreatif telah memahami pentingnya perlindungan HKI. Akibatnya, pelaku ekonomi kreatif tidak bisa mendapatkan manfaat ekonomi yang optimal dari kekayaan intelektual yang dimilikinya. Berkaitan dengan hal tersebut, diperlukan identifikasi dan pemetataan berbagai problematika yang dihadapi dalam pendayagunaan hukum merek bagi pelaku usaha kecil. Hasil temuan akan problematika tersebut penting untuk membangun konstruksi kebijakan yang menopang sistem HKI nasional dan memperkuat ekonomi kreatif.
Tujuan jangka panjang penelitian ini adalah untuk meningkatkan perlindungan hak atas merek bagi pengusaha kecil di Indonesia. Dalam jangka pendek, penelitian ini bertujuan untuk mengkonstruksikan model pendayagunaan hukum merek bagi pengusaha kecil untuk memperkuat masyarakat ekonomi kreatif di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian hukum empiris dengan mengambil lokasi di Ditjen Hak Kekayaan Intelektual Kementrian Hukum dan HAM, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan Dinas Koperasi dan UKM Kota Surakarta. Cara perolehan data dilakukan dengan survey dan wawancara terstruktur. Data-data tersebut dilengkapi dengan studi literatur dengan pendekatan sosio legal research.
Penelitian ini direncanakan untuk mono tahun. Satu tahun penelitian ini diharapkan sudah melahirkan pemetaan mengenai berbgaai problematika pendayagunaan HKI merek bagi pengusaha kecil baik yang bersifat normatif dan non-normatif. Hasil penelitian tersebut diharapkan dapat menjadi temuan untuk mengkonstruksikan model pendayagunaan hukum merek bagi pengusaha kecil untuk memperkuat masyarakat ekonomi kreatif di Indonesia.
Luaran dalam penelitian ini adalah draft disertasi dan publikasi pada jurnal international bereputasi.
Kata kunci: pendayagunaan, hukum merek, ekonomi kreatif
ABSTRAK Hasil Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat 2019 71